Pengukuran Sinyal Informasi 1. Hidupkan perangkat perc rcobaan 2. Hidupkan saklar dan n ukurlah uku besamya frekuensi sinyal info ormasi dan bentukgelornbangnya deng nganmengukur pada terminal S1sepertigambarr berikut b : 3. Ulangi untuk terminal S2 dan S3. Catat hasil frekuensi, amplitudo dan pk-pk!
Bandingkan frekuensi sinyal informasi pada kanal 1, 2, dan 3! Pengukuran Keluaran Penguat P 1. Hubungkan kanal 1 ossciloscope dengan terminal S dan hubunggkan kanal2 osciloscopedengan termin minal SP-1 channel dual mode sepertigambarberrikut 1. Lanjutkan pengukuran untuk ntuk kanal2 k dan 3. Bandingkan bentuk sinnyal informasi dengan bentuk sinyal keluara ran penguat masing-masing kanal! Hubungkankanal1oscillos illoscopedenganterminal S - 1danhubungkann kanal k 2 osciloscopedengan termin minal SC-1 channel dual mode.
Lanjutkan untuk kanal 2 dan 3, amati dan catat hasilnya! Modulator Pengukuran KeluaranM 1. Hubungkankanal1oscillos illoscopedenganterminalSP-1danhubungkann k kanal 2 osciloscopedengan termin minal SM-1 channel dual mode sepertigambarberrikut: 2. Lanjutkan pengukuran untuk ntuk kkanal 2dan 3, catathasilnya!
Bandingkanbentuksinyalk lkeluaranpenguat S P dengan keluaran modulaator SM! Pengukuran KeluaranM Multiplexer 1. Lakukan untuk kanal 1, 2, dan 3 dengan channel dual mode..
Catat hasilnya! Perhatikan bentuksinyalk lkeluaran Multiplexerdanberikan komentar! Amati sinyal keluaran LPF. Perhatikan bahwa noise mulai dihilangkan dengan menyaring frekuensi tinggi dan membiarkan frekuensi rendah untuk menuju BPF.
Amati sinyal keluaran dengan channel dual mode dan catat hasilnya! Ulangihanya untukBPF Pengukuran Oscillator Sub-Carrier 1.
Hubungkankanal-1oscilloscopedengan SC Amati sinyal keluaran dengan channel single mode dan catat hasilnya! UlangiuntukSC-2 dan SC Pengukuran Keluaran Demodulator 1. Hubungkankanal-1oscilloscopedengan D UlangiuntukD-2 dan D Pengukuran Keluaran Demultiplexer 1. Hubungkankanal-1oscilloscopedengan S-1dankanal-2 oscilloscope denganKP- 1. Ulangiuntukkanal 2 dan 3.
Bandingkan antara sinyal informasi sebelum dimultiplexing S dengan sinyal informasi setelah didemultiplexing KP! Jelaskan perbedaannya! Bagaimana proses demultiplexing pada FDD? Padapercobaan,sinyal-sinnyalinformasiterlebihdahuludimodulasisebelum lum dimultiplexing. Percobaan V Apakah tujuann modulasisebelum modul Dapatkah prosess modulasi multiplexingtersebut? Sertakan gambar grafik karakteristiknya! Dapat memahami prinsip jaringan client server dengan topologi star.
Dapat memahami perbandingan jaringan client server dengan Peer-to-Peer. Kabel RJ 5. Switch dan Adaptor 7. Kabel USB 5. Sebagai Contoh, kantor local dari perusahaan internasional di seluruh dunia dapat dihubungkan bersama-sama. Gambar 0si Layer 5. Physical layer 2. Data link Layer 3. Network Layer 4.
Transport Layer 5. Sesion Layer 6. Presentation layer 7. Pada sistem LAN terdapat tiga topologi utama yang paling sering digunakan: bus,star, dan ring. Bus Topology b. Ring Topology c. Dual Ring when segments fail d.
Tree Topology 1. Primary wiring system Sistem kabel Utama 2. Secondary wiring system Sistem Kabel Sekunder 3. Tertiary wiring system Sistem Kabel Tersier 5. UTP adalah suatu jenis kabel yang dapat dipakai untuk membuat jaringan komputer, berupa kabel yang pada bagian dalamnya berisikan 4 pasang kabel. Blogger templates. Popular Posts. Mengenai Saya Unknown Lihat profil lengkapku. Secara sistematis, sinyal termodulasi FM dapat dinyatakan dengan :.
V c : amplitudo maksimum sinyal pembawa. Indeks Modulasi. Pada modulasi frekuensi sinyal pembawa diubah-ubah sehingga besarnya sebanding dengan besarnya amplitudo sinyal pemodulasi. Indeks modulasi FM mf merupakan perbandingan antara deviasi frekuensi dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Besarnya indeks modulasi FM dapat dipilih sebesar mungkin sejauh tersedia bandwidth lebar bidang untuk keperluan transmisinya. Persamaan gelombang FM dinyatakan sbb:.
V c : amplitudo puncak pembawa. J n : penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk indeks modulasi. Dengan memasukkan nilai-nilai indeks modulasi, frekuensi pembawa, dan frekuensi pemodulasinya maka dapat ditentukan pula penyelesaian fungsi Bessel yang bersangkutan. Pemancaran radio FM menggunakan modulasi frekuensi pita lebar wideband , yang mampu menghasilkan suara fidelitas tinggi melalui pancaran sinyal radio, menghasilkan kualitas suara yang lebih baik daripada teknologi utama pemancar radio pada zamannya: modulasi amplitudo AM.
Modulasi frekuensi pita lebar masih sering digunakan sampai sekarang, di zaman telepon selularpun, fitur penerima radio FM tetap ada. Selain modulasi frekuensi pita lebar, modulasi frekuensi pita sempit narrowband juga masih umum digunakan seperti untuk radio komunikasi dua arah atau untuk radio amatir. Artikel ini akan membahas dasar-dasar dari modulasi frekuensi. Artikel ini adalah bagian dari seri FM yang akan membahas teori dan pendekatan praktis dari modulasi FM.
Modulasi dalam konteks telekomunikasi adalah sebuah proses pengubahan sebuah gelombang pembawa carrier waveform untuk membawa informasi berupa sinyal baseband atau sinyal pemodulasi.
Modulasi frekuensi adalah salah satu dari tiga jenis modulasi analog, yaitu: modulasi amplitudo, modulasi frekuensi, dan modulasi fasa. Penyatuan frekuensi dan fasa sebagai modulasi sudut disebabkan fasa dan frekuensi yang berhubungan erat, dan hubungan antara fasa dan frekuensi sudut dapat didefinisikan dengan persamaan berikut:.
Gelombang pembawa umumnya didefinisikan sebagai gelombang sinusoidal sehingga dapat direpresentasikan dengan persamaan berikut:. Modulasi frekuensi merupakan sebuah jenis modulasi sudut, sesuai dengan namanya, mengubah sudut dari sebuah gelombang pembawa untuk membawa informasi dari sinyal baseband.
Tegangan dari sinyal baseband digunakan untuk mengatur frekuensi dari keluaran VCO keluaran gelombang FM. Gelombang sinyal baseband mengatur frekuensi sesaat dari gelombang FM, jika sinyal baseband 0, frekuensi sesaat dari gelombang FM menjadi sama dengan frekuensi pembawa , saat sinyal baseband bukan nol, frekuensi sesaat dari sinyal FM dapat diekspresikan dengan persamaan:. Karena fasa dapat dihasilkan dari persamaan frekuensi sudut, nilai fasa sesaat dapat direpresentasikan dengan persamaan:.
Dengan mendapatkan fasa sesaat, persamaan sinyal FM didapatkan dengan memasukkan nilai fasa sesaat pada persamaan gelombang pembawa, sehingga menghasilkan persamaan:. Secara matematis, untuk menganalisa sinyal FM, umumnya sinyal baseband yang digunakan adalah sinyal satu frekuensi, yaitu sinyal sinusoidal dengan persamaan sebagai berikut:.
Jika persamaan di atas disubstitusikan dengan persamaan sinyal FM, dapat dihasilkan persamaan:. Deviasi frekuensi maksimum didapatkan dari sensitivitas modulasi atau gain VCO dan amplitudo dari sinyal baseband.
0コメント